-->
skip to main | skip to sidebar
Facebook Twitter RSS Google

On Progress

Semua dalam proses

Jago Ngetik 10 Jari?

Typing Test

Kunjungi Tes Mengetik kemudian coba!

  • Home
  • About HINO
  • Syariah
  • Birthday
  • Family
  • Jualan Inside
    • GARSEL SHOES Edisi 2014-2015
    • Garsel Fashion Edisi 2014-2015
    • Garucci Shoes and Bag Edisi 2014-2015
    • Catenzo Edisi 2015-2016
    • AZZURRA
Home » Posts filed under Inspirasi
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai

Posted by Nasrullah Tuesday, May 19, 2015 0 comments
Hewan yang paling sering dijadikan pelajaran dalam menghadapi ujian kehidupan adalah elang. Hewan ini punya sikap yang sangat elegan dalam melawan badai.

Elang punya kemampuan mengetahui kapan saatnya datang badai. Dan ketika ia tahu bahwa badai sebentar lagi datang, apakah ia menjauh? Tidak. Justru ia hadapi dengan cerdik.

Beberapa saat menjelang badai datang, elang akan terbang ke titik yang tinggi. Menunggu angin di sana. Hingga badai benar-benar datang, elang merentangkan sayapnya lebar-lebar. Saat itulah angin akan menerbangkannya lebih tinggi lagi. Lebih tinggi dari badai yang mengamuk di bawah. Dan dia terhindar dari badai dengan “mengangkanginya”.

Kecerdikan itulah yang menjadi pelajaran bagi manusia dalam menghadapi ujian. Sebuah ayat kauniyah yang Allah permudah untuk dipelajari bagi pembangun peradaban bumi.

Seorang muslim tentu tahu bahwa ujian Allah akan menghampirinya. Itu adalah konsekuensi beriman kepada Allah swt. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabuut : 2)

Lantas, apakah muslim akan menjauh dari ujian itu? Berarti, ia harus menjauh dari keimanan. Tapi tentu tidak, dengan istiqomahnya seorang muslim akan melakukan persiapan dalam menghadapi badai kehidupan.

Bila elang akan terbang ke titik yang tinggi sembari menunggu badai, maka seorang muslim akan mempertinggi kondisi ruhaninya dengan amalan-amalan wajib dan nafilah. Dengan kedekatan pada Tuhan-lah ia songsong badai.

Dan ketika badai itu datang, ia paham bahwa sebuah ujian hanyalah media untuk meningkatkan derajat dirinya di hadapan Allah swt. Oleh karena itu, bila elang melebarkan sayapnya dan membiarkan angin melambungkan badannya tinggi ke atas, seorang muslim akan membuka dirinya dan membiarkan ujian yang dihadapi melambungkan derajatnya.

Wahai muslim, kita harus berdiri di atas badai ujian hidup kita. Tidak boleh kita biarkan terjebak dalam pusaran angin kencang dan terguncang-guncang tanpa daya.

Bila ujian hidup itu adalah sebuah arus liar, jangan biarkan akal sehat kita hanyut diombang-ambing oleh gelombang besar. Biarkan ujian itu mengalir bersama takdir, sementara akal sehat kita ada di atasnya menganalisa apa yang terjadi. Kelak arus liar itu pun akan berlalu dengan sendirinya.

Bila akal sehat kita tidak hanyut, dari atas gelombang akal sehat kita bisa saja membelokkan arus. Dengan berada lebih tinggi, kita menemukan pemandangan yang lebih luas untuk menentukan kemana arus berbelok dengan mengubah jalur sungai.

Yang terpenting, dengan berada di atas arus liar ujian kehidupan, akal sehat kita bisa menganalisa dan memahami tipikal air bah yang suatu saat akan kembali datang. Kita bisa mengambil pelajaran darinya, dan melakukan koreksi atas perilaku kita.

KETIKA ANAK-ANAK BERTANYA??

Posted by Nasrullah 0 comments
Ketika Anak dari Seorang Ibu Ayu Maharani bertanya, Zhafira namanya : "mah malaikat itu punya sayap sejak pertama kali diciptakan atau di kasih hadiah Allah karena ketaatannya? seperti iblis yang pada awalnya adalah makhluk yang taat dan baik sehingga di beri hadiah Allah 600 sayap ya mah?"... hugkgkgk sejauh itu!? aku saja ga pernah berpikir sejauh itu naaak, apalagi ketika usianya seumuranmu (pikirku dalam hati)... 

Meski sebenarnya ada perasaan bahagia anakku itu kritis, tapi juga cemas karena banyak sekali hal-hal yg dikritisinya ummi atau bapaknya sekalipun belum bisa menjawabnya. Tandanyaa ilmu kami sebagai orang tua itu masih kurang, dan tandanya lagi harus terus belajar dan belajar untuk bisa membimbing dan mengarahkan mereka lebih baik lagi.

Zaman sudah banyak berubah, tidak seperti dulu yang informasi masih sulit di akses. Namun ada kalanya permainan anak-anak itu menjadi hal yang banyak menguras olah fisik, sehingga secara kemampuan motoris lebih berkembang dan lues. Siapa yang takkenal sondmanda, lompat tali, gathengan, main gundu, petak umpet, pathok lele dsb?Hal yang sulit ditemukan di era zaman sekarang.

Apalagi di kota yang nota bene lahan permainan berkurang, kehadiran play stasion, game-game online yang bisa diakses dari kotak ajaib ukuran 4 inchi saja lebih menarik bagi anak-anak. Akses internet mudahkan semua orang untuk mencari tau apa saja kapan saja dimana saja.

Teknologi seharusnya membuat orang lebih taat kepada Allah bukan malah sebaliknya, namun kadang cara berpikir praktis serba instan malah menunjukkan fenomena sebaliknya. Kurangnya keilmuan tentang agama yang merupakan benteng utama menjalani kehidupan digital banyak menjadikan kita kalap dan tidak menempatkan teknologi informasi pada tempatnya.

Anak zaman sekarang memang takbisa disamakan dengan anak zaman dulu yang nonton televisi saja harus nebeng ke rumah tetangga. Lha sekarang meski ga punya televisi bisa saja streamming atau jika tidak download di you tube tayangan yang lebih selektif, meski ya itu tadi harus bisa juga menanggapi kritisnya anak yang sering takterduga. Jangan sampai tujuannya kita mengajari dan membimbing mereka eee malah kita sendiri tidak tahu.*tutup muka Seperti kejadian siang ini ketika aisyah nonton acara khazanah tentang Iblis umminya angkat tangan. Sebagai apologiku siang ini aku katakan "wah syah ummi belum tau, lha wong ummi sekolahnya gizi kok ditanya itu, coba nanti nanya ustadz Musyawir(guru ngajinya) yang belajarnya tentang syari'ah"...

Sungguh benar perkataan ulama: "didiklah anak sesuai zamannya"... ketika sekarang akses informasi mudah di akses berarti orang tua dan guru juga tidak boleh stagnan belajar sampai segitu saja. Belajar, belajar dan belajar terutama dalam ilmu dien(agama). Karena jika Allah menghendaki kebaikan seseorang maka dipahamkanlah orang tersebut dari agamanya.
Home

Popular Posts

  • All About HINO
    PT. HINO MOTORS SALES INDONESIA Kami, Hino terus berusaha memberikan produk dan layanan terbaik untuk mejamin mutu, kehandalan, ef...
  • Desain Truk Hino Terbaru Permudah Karoseri
    Menggantikan seri sebelumnya, Hino500 Ranger generasi terbaru punya beberapa keunggulan. Dibanderol mulai dari harga Rp 500 juta sampai...
  • Untuk Istriku terkasih
    KISAH INI YANG MEMBUATKU SADAR KALAU KAMU BEGITU BERARTI UNTUK AKU DAN KELUARGA KITA. “Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat mema...
  • [PENTING] SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH, MAKNA, RUKUN, SYARAT DAN KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENAFSIRANNYA
    Setiap muslim tentu menginginkan untuk masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka, untuk itu marilah kita memperhatikan sabda Nab...
  • Agar Bacaan Al-Qur`an Lebih Menyentuh Hati
    Allah Subhânahu wa Ta’âlâ memerintahkan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallamsebagaimana dalam firman-Nya, وَاتْلُ مَا أُوحِي...
  • MITRA HINO – SMN Indonesia X-Offroad Racing 2014
    Kejuaraan Indonesia X-Offroad Racing seri ke-3 akan segera digelar oleh PT. Sarana Media Nusantara (SMN) dengan nama 'MITRA HINO – ...

Search Others Blog

About Me

Nasrullah
View my complete profile

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  May (1)
      • Add Your Product...
  • ►  2015 (20)
    • ►  July (3)
    • ►  May (17)

Category

  • Birthday (1)
  • Inspirasi (2)
  • Otomotif (15)
  • Syariah (2)

Live Tweets

Tweets by @Nasrullah14

Live Visit

Powered by Blogger.

Copyright © 2013 On Progress. All rights reserved.

Blog dan Tips SEOcreated byTips Sahabat| Published byTemplate Blog