Penjualan Truk Tetap Kompetitif
Bergeraknya roda perekonomian dan pembangunan di Tanah Air mendorong persaingan penjualan kendaraan niaga, seperti truk juga beranjak meningkat.
Ketatnya kompetisi membuat pabrikan truk di Indonesia saling berlomba untuk memberikan produk terbaru, termasuk menampilkan varian terbaru dan memberikan layan purnajual terbaik guna memikat hati konsumen.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi mengakui, kompetisi semakin ketat dan segmen kendaraan niaga, seperti truk tetap memiliki potensi yang menjanjikan. Secara nasional pasar truk memiliki kecenderungan untuk selalu meningkat. Meski pada 2013 dan 2014 pasar truk sempat mengalami penurunan. "Itu hanya sementara, penyebabnya adalah kondisi ekonomi nasional dan iklim politik," ucap Yohannes Nangoi.
Hal itu sempat membuat pasar truk turun hingga 15 persen. Penurunan produksi komoditas pertambangan juga dinilai memilik andil dalam penurunan pasar truk nasional. Meski sempat mengalami penurunan, ia yakin, ke depanya pasar truk akan kembali meningkat seiring dengan pulihnya ekonomi nasional. "Tahun 2015, pasar truk akan meningkat sekitar 10 persen," katanya.
Sikap optimistis Yohannes juga didasari atas adanya rencana pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur. Ia beranggapan, peningkatan pembangunan infrastruktur akan berbanding lurus dengan tingkat penjualan truk di Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar. Hal itu menyimpan potensi di bidang pendistribusian barang melalui darat. Truk merupakan solusi distribusi yang paling mewakili untuk kondisi di Indonesia. "Walaupun barang dikirim melalui kereta dan kapal, nantinya barang akan diditribusikan menggunakan truk hingga ke pelosok negeri," kata Yohannes.
Secara penjualan, pada 2013 Isuzu berhasil menjual truk sebayak 31 ribu unit. Pada 2014, penjualan menurun menjadi sekitar 28.200 unit. Meski total penjualan menurun, Isuzu berhasil meningkatkan pangsa pasarnya secara nasional. Pangsa pasar truk ringan Isuzu pada 2014 sebesar 18 persen, truk sedang 16 persen. Pada 2013 pangsa pasar truk ringan Isuzu yang bernama ELF hanya sebesar 16 persen dan truk sedang yang bernama Giga meraih pangsa pasar sebesar 11 persen. Dalam hal jaringan pemasaran dan purnajual, saat ini Isuzu telah memiliki 16 diler dengan 112 cabang.
Sedangkan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) melalui siaran persnya menyatakan, meraih pangsa pasar truk nasional sebesar 47 persen pada 2014. Pencapaian itu terbilang cukup baik di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif. Pada 2013 Pangsa pasar truk Mitsubishi hanya sebesar 46,2 persen. Hal itu menggambarkan bahwa di tengah kondisi pasar yang cukup sulit dan kompetisi yang ketat Mitsubishi juga berhasil meningkatkan pangsa pasar pada 2014.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjelaskan, Mitsubishi Colt Diesel meraih pangsa pasar 57,2 persen di kelas truk ringan. Sedangkan, di kelas truk sedang, Mitsubihi Fuso meraih pangsa pasar sebesar 31,7 persen. Sepanjang 2014 Mitsubihi berhasil menjual truk sebanyak 56.369 unit. Penjualan terbesar disumbang dari segmen truk ringan Colt Diesel, yakni sebesar 52.100 unit. Sedangkan, untuk kategori truk sedang, Mitsubishi Fuso berhasil terjual sebanyak 4.269 unit.
Hingga saat ini, KTB telah memiliki jaringan diler sebanyak 222 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 2014 KTB juga telah meluncurkan sembilan varian baru yang sebagian besar merupakan truk kategori sedang, yaitu New Fuso FJ Series.
Presiden Direktur PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Hiroo Kayanoki mengatakan, salah satu cara dalam menghadapi kompetisi yang ketat adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada konsumen Hino.
Salah satu peningkatan pelayanan yang dilakukan Hino adalah dengan memperluas jaringan melalui penambahan jumlah dilaer di seluruh Indonesia. Hino berkomitmen untuk selalu memperluas jaringang dengan pelayanan sales, service, dan spare parts (3S). "Hino menyebutnya dengan pelayanan total support," ucap Hiroo Kanayoko saat melakukan peresmian diler Hino yang ke-149 di Jalan Raya Narogong, Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu.
Ketatnya kompetisi membuat pabrikan truk di Indonesia saling berlomba untuk memberikan produk terbaru, termasuk menampilkan varian terbaru dan memberikan layan purnajual terbaik guna memikat hati konsumen.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi mengakui, kompetisi semakin ketat dan segmen kendaraan niaga, seperti truk tetap memiliki potensi yang menjanjikan. Secara nasional pasar truk memiliki kecenderungan untuk selalu meningkat. Meski pada 2013 dan 2014 pasar truk sempat mengalami penurunan. "Itu hanya sementara, penyebabnya adalah kondisi ekonomi nasional dan iklim politik," ucap Yohannes Nangoi.
Hal itu sempat membuat pasar truk turun hingga 15 persen. Penurunan produksi komoditas pertambangan juga dinilai memilik andil dalam penurunan pasar truk nasional. Meski sempat mengalami penurunan, ia yakin, ke depanya pasar truk akan kembali meningkat seiring dengan pulihnya ekonomi nasional. "Tahun 2015, pasar truk akan meningkat sekitar 10 persen," katanya.
Sikap optimistis Yohannes juga didasari atas adanya rencana pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur. Ia beranggapan, peningkatan pembangunan infrastruktur akan berbanding lurus dengan tingkat penjualan truk di Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar. Hal itu menyimpan potensi di bidang pendistribusian barang melalui darat. Truk merupakan solusi distribusi yang paling mewakili untuk kondisi di Indonesia. "Walaupun barang dikirim melalui kereta dan kapal, nantinya barang akan diditribusikan menggunakan truk hingga ke pelosok negeri," kata Yohannes.
Secara penjualan, pada 2013 Isuzu berhasil menjual truk sebayak 31 ribu unit. Pada 2014, penjualan menurun menjadi sekitar 28.200 unit. Meski total penjualan menurun, Isuzu berhasil meningkatkan pangsa pasarnya secara nasional. Pangsa pasar truk ringan Isuzu pada 2014 sebesar 18 persen, truk sedang 16 persen. Pada 2013 pangsa pasar truk ringan Isuzu yang bernama ELF hanya sebesar 16 persen dan truk sedang yang bernama Giga meraih pangsa pasar sebesar 11 persen. Dalam hal jaringan pemasaran dan purnajual, saat ini Isuzu telah memiliki 16 diler dengan 112 cabang.
Sedangkan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) melalui siaran persnya menyatakan, meraih pangsa pasar truk nasional sebesar 47 persen pada 2014. Pencapaian itu terbilang cukup baik di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif. Pada 2013 Pangsa pasar truk Mitsubishi hanya sebesar 46,2 persen. Hal itu menggambarkan bahwa di tengah kondisi pasar yang cukup sulit dan kompetisi yang ketat Mitsubishi juga berhasil meningkatkan pangsa pasar pada 2014.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjelaskan, Mitsubishi Colt Diesel meraih pangsa pasar 57,2 persen di kelas truk ringan. Sedangkan, di kelas truk sedang, Mitsubihi Fuso meraih pangsa pasar sebesar 31,7 persen. Sepanjang 2014 Mitsubihi berhasil menjual truk sebanyak 56.369 unit. Penjualan terbesar disumbang dari segmen truk ringan Colt Diesel, yakni sebesar 52.100 unit. Sedangkan, untuk kategori truk sedang, Mitsubishi Fuso berhasil terjual sebanyak 4.269 unit.
Hingga saat ini, KTB telah memiliki jaringan diler sebanyak 222 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 2014 KTB juga telah meluncurkan sembilan varian baru yang sebagian besar merupakan truk kategori sedang, yaitu New Fuso FJ Series.
Presiden Direktur PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Hiroo Kayanoki mengatakan, salah satu cara dalam menghadapi kompetisi yang ketat adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada konsumen Hino.
Salah satu peningkatan pelayanan yang dilakukan Hino adalah dengan memperluas jaringan melalui penambahan jumlah dilaer di seluruh Indonesia. Hino berkomitmen untuk selalu memperluas jaringang dengan pelayanan sales, service, dan spare parts (3S). "Hino menyebutnya dengan pelayanan total support," ucap Hiroo Kanayoko saat melakukan peresmian diler Hino yang ke-149 di Jalan Raya Narogong, Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu.
0 comments:
Post a Comment